Daftar 50 Istilah Teknik Industri dan Definisinya

Berikut adalah daftar 50 istilah teknik industri dalam bahasa Inggris beserta terjemahan dan definisinya dalam bahasa Indonesia:

  1. Industrial Engineering (Teknik Industri): Cabang ilmu teknik yang berhubungan dengan perancangan, pengembangan, dan optimalisasi sistem produksi dan operasi industri.
  2. Production Planning (Perencanaan Produksi): Proses merencanakan kegiatan produksi, termasuk alokasi sumber daya dan jadwal produksi.
  3. Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasok): Pengelolaan aliran barang, informasi, dan sumber daya dari pemasok hingga konsumen akhir.
  4. Lean Manufacturing (Manufaktur Lean): Pendekatan manufaktur yang bertujuan untuk menghilangkan pemborosan dan meningkatkan efisiensi.
  5. Quality Control (Kontrol Kualitas): Proses memastikan produk atau layanan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
  6. Six Sigma: Metodologi manajemen kualitas yang bertujuan untuk mengurangi variasi proses dan meningkatkan kualitas produk atau layanan.
  7. Supply Chain Optimization (Optimisasi Rantai Pasok): Proses mengidentifikasi dan menerapkan strategi untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi rantai pasok.
  8. Process Improvement (Perbaikan Proses): Upaya untuk meningkatkan efisiensi, kualitas, dan keandalan proses produksi atau operasional.
  9. Workforce Management (Manajemen Tenaga Kerja): Praktek dan strategi untuk mengelola dan mengoptimalkan kinerja tenaga kerja.
  10. Value Stream Mapping (Pemetaan Aliran Nilai): Metode pemetaan dan analisis aliran nilai untuk mengidentifikasi pemborosan dalam proses produksi.
  11. Kanban: Metode pengendalian produksi yang menggunakan kartu atau sistem visual untuk mengatur aliran material dan produksi.
  12. Just-in-Time (JIT): Pendekatan manajemen persediaan yang bertujuan untuk mengurangi stok dan memproduksi barang hanya saat diperlukan.
  13. Total Productive Maintenance (Perawatan Produktif Total): Pendekatan perawatan pencegahan yang melibatkan semua personel untuk mempertahankan peralatan dalam kondisi optimal.
  14. Ergonomics (Ergonomi): Ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dan lingkungan kerja untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan.
  15. Root Cause Analysis (Analisis Penyebab Akar): Metode untuk mengidentifikasi dan mengatasi penyebab mendasar masalah atau kegagalan.
  16. Facility Layout (Tata Letak Fasilitas): Penempatan peralatan, mesin, dan area kerja dalam fasilitas untuk mencapai efisiensi dan produktivitas yang maksimal.
  17. Time Study (Studi Waktu): Pengukuran dan analisis waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas atau aktivitas kerja.
  18. Operations Research (Riset Operasi): Pendekatan ilmiah untuk memecahkan masalah dan mengoptimalkan keputusan dalam operasi bisnis.
  19. Kaizen: Filsafat perbaikan berkelanjutan yang melibatkan partisipasi semua karyawan untuk meningkatkan proses dan kualitas.
  20. Standard Operating Procedures (SOP): Pedoman tertulis yang menjelaskan langkah-langkah operasional yang harus diikuti dalam suatu proses.
  21. Productivity Improvement (Peningkatan Produktivitas): Upaya untuk meningkatkan efisiensi dan output dalam proses produksi atau operasional.
  22. Waste Management (Manajemen Limbah): Praktik untuk mengurangi, mengolah, dan mengelola limbah secara efektif dan ramah lingkungan.
  23. Cost Reduction (Pengurangan Biaya): Upaya untuk mengurangi biaya produksi atau operasional tanpa mengorbankan kualitas atau kinerja.
  24. Risk Management (Manajemen Risiko): Proses mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang dapat mempengaruhi kegiatan bisnis.
  25. Failure Mode and Effects Analysis (Analisis Mode dan Efek Kegagalan): Metode untuk mengidentifikasi potensi kegagalan dan dampaknya terhadap kinerja sistem atau produk.
  26. Decision Tree Analysis (Analisis Pohon Keputusan): Metode untuk memodelkan keputusan yang kompleks dalam bentuk pohon untuk memahami konsekuensi dan kemungkinan hasil.
  27. Capacity Planning (Perencanaan Kapasitas): Proses menentukan kapasitas produksi yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pasar.
  28. Job Design (Perancangan Pekerjaan): Proses merancang tugas dan tanggung jawab dalam suatu posisi kerja untuk mencapai efisiensi dan kinerja yang optimal.
  29. Value Engineering (Rekayasa Nilai): Proses menganalisis dan memperbaiki nilai suatu produk atau layanan dengan mengoptimalkan biaya dan kinerja.
  30. Total Quality Management (Manajemen Mutu Total): Pendekatan manajemen yang menekankan tanggung jawab semua anggota organisasi dalam mencapai kualitas yang tinggi.
  31. Performance Measurement (Pengukuran Kinerja): Proses mengukur, menganalisis, dan melaporkan kinerja operasional atau produksi untuk tujuan evaluasi dan perbaikan.
  32. Maintenance Planning (Perencanaan Perawatan): Proses merencanakan kegiatan perawatan rutin dan pemeliharaan peralatan dan mesin.
  33. Job Shop (Bengkel Kerja): Lingkungan produksi di mana produk dibuat dalam batch kecil atau satu per satu dengan kebutuhan kustomisasi.
  34. Statistical Process Control (Kontrol Proses Statistik): Metode pengendalian kualitas yang menggunakan teknik statistik untuk memantau dan mengendalikan proses produksi.
  35. Line Balancing (Penyeimbangan Jalur Produksi): Proses mengalokasikan pekerjaan dan tugas secara merata di dalam jalur produksi untuk mencapai efisiensi yang maksimal.
  36. Failure Analysis (Analisis Kegagalan): Proses menyelidiki penyebab dan mekanisme kegagalan komponen atau sistem.
  37. Work Measurement (Pengukuran Kerja): Proses mengukur waktu dan upaya yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas atau aktivitas kerja.
  38. Inventory Management (Manajemen Persediaan): Pengelolaan dan pengendalian persediaan bahan baku, komponen, atau produk jadi.
  39. Forecasting (Peramalan): Proses memprediksi permintaan, produksi, atau kebutuhan di masa depan berdasarkan data historis dan analisis tren.
  40. Benchmarking: Proses membandingkan kinerja, proses, atau praktik bisnis dengan standar terbaik di industri untuk mencapai perbaikan yang signifikan.
  41. Cost-Benefit Analysis (Analisis Manfaat Biaya): Metode evaluasi yang membandingkan manfaat yang diharapkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk suatu keputusan atau proyek.
  42. Root Cause Analysis (Analisis Penyebab Akar): Metode untuk mengidentifikasi dan mengatasi penyebab mendasar masalah atau kegagalan.
  43. Assembly Line (Garis Perakitan): Rangkaian stasiun kerja yang berurutan di mana produk dihasilkan secara berkesinambungan.
  44. Maintenance Repair and Operations (Perbaikan dan Pemeliharaan): Kegiatan perawatan rutin dan perbaikan mesin, peralatan, dan fasilitas.
  45. Process Capability (Kemampuan Proses): Ukuran kemampuan suatu proses untuk memproduksi produk yang sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.
  46. Value Chain (Rantai Nilai): Serangkaian aktivitas yang menciptakan dan memberikan nilai kepada pelanggan dalam proses produksi dan pemasaran.
  47. Work-in-Progress (Barang dalam Proses): Barang atau produk yang sedang diproses dalam jalur produksi.
  48. Kaizen Blitz: Pendekatan perbaikan cepat yang melibatkan tim lintas fungsi untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah dalam waktu singkat.
  49. Facility Location (Lokasi Fasilitas): Proses memilih lokasi yang optimal untuk mendirikan fasilitas produksi atau operasional.
  50. Industrial Safety (Keselamatan Industri): Praktik dan kebijakan yang bertujuan untuk menjaga keamanan dan kesehatan karyawan di lingkungan kerja industri.

Demikianlah daftar 50 istilah teknik industri dalam bahasa Inggris beserta terjemahan dan definisinya dalam bahasa Indonesia. Istilah-istilah ini penting untuk dipahami dalam konteks teknik industri agar dapat berkomunikasi dan bekerja dengan efektif di bidang ini.

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Whatsapp-Button