Penerjemah adalah profesi yang sangat fleksibel dan bisa menjadi pilihan tepat untuk dilakukan secara freelance. Tidak sedikit orang yang serius menekuni profesi ini dan bahkan bisa bertahan sampai belasan atau puluhan tahun. Salah satu dari sisi fleksibilitasnya adalah kebebasan untuk memilih proyek penerjemahan. Penerjemah bisa menerima atau menolak tawaran proyek tertentu. Sebelum memutuskan untuk menerima proyek, penerjemah perlu mempertimbangkan beberapa faktor berikut.
Tarif
Tarif adalah faktor
terpenting dalam proyek penerjemahan yang perlu diprioritaskan. Karena bebas
memilih dengan siapa dia bekerja, penerjemah juga bebas menolak tawaran proyek
penerjemahan dengan tarif rendah atau tidak masuk akal. Pemberian tarif yang
sangat rendah berdampak pada kualitas terjemahan karena penerjemah tidak termotivasi
untuk menerjemahkan teks dengan hasil maksimal/sebaik-baiknya. Penerjemah tentu
berhak menolak dan tidak harus memaksakan diri untuk menerima tawaran proyek
yang tarifnya membuatnya ‘mengelus dada’.
Sebelum menawarkan jasa penerjemahnya ke biro atau agensi, penerjemah bisa melihat harga/tarif terjemahan yang dibebankan biro tersebut ke klien. Penerjemah biasanya mendapatkan sekitar 50% dari total tarif yang dibebankan biro ke klien sesuai dengan harga yang tertera di website.
Sebelum menawarkan jasa penerjemahnya ke biro atau agensi, penerjemah bisa melihat harga/tarif terjemahan yang dibebankan biro tersebut ke klien. Penerjemah biasanya mendapatkan sekitar 50% dari total tarif yang dibebankan biro ke klien sesuai dengan harga yang tertera di website.
Bidang yang diterjemahkan
Tidak
ada penerjemah
yang mampu untuk menerjemahkan teks dari semua bidang ilmu sekaligus.
Penerjemah perlu memilah bidang ilmu mana yang akan diterjemahkan. Jika
familiar dengan suatu ilmu tertentu, waktu yang dibutuhkan untuk
menerjemahkan
menjadi lebih singkat dan penerjemah bisa mendapatkan penghasilan lebih
besar.
Deadline
Penerjemah juga perlu
mempertimbangkan tenggat waktu dalam proyek penerjemahan. Jika merasa tidak
sanggup untuk mengerjakan terjemahan dengan tepat waktu, proyek sebaiknya
ditolak. Tetapi, penerjemah lepas purna waktu memiliki alokasi waktu lebih
banyak untuk mengerjakan proyek penerjemahan dan mampu mengerjakan terjemahan
dalam waktu lebih cepat. Penerjemah juga bisa menolak tawaran dengan deadline tidak masuk akal, misalnya 100
halaman per hari. Penerjemah (manusia) tidak mungkin bisa menyaingi kecepatan
mesin penerjemah seperti Google Translate.
Tingkat kesulitan
Penerjemah perlu
mempertimbangkan tingkat kesulitan dokumen yang akan diterjemahkan. Jika dokumen
lebih sulit dan banyak kosakata yang tidak familiar, penerjemah membutuhkan
lebih banyak waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya. Untuk menghindari risiko yang tidak perlu,
penerjemah bisa mengerjakan terjemahan yang tidak terlalu sulit. Untuk pemula,
teks hukum atau kedokteran sangat berisiko untuk dikerjakan. Untuk dokumen dengan
tingkat kesulitan dan risiko lebih tinggi, penerjemah layak dan bisa
mendapatkan tarif lebih tinggi.