Dalam dunia kerja, kualitas adalah hal yang
mutlak diperlukan untuk menjaga profesionalitas. Hal ini juga berlaku bagi
penerjemah karena harus bisa mempertanggungjawabkan kualitas dari terjemahannya
dengan menerjemahkan secara akurat, berterima, dan bisa dipahami dengan mudah
oleh pembaca (untuk teks tertulis).
Bagi seorang interpreter (juru bahasa) sendiri, kualitas ditentukan oleh
kemampuannya dalam menerjemahkan secara cepat, tepat, dan mudah didengar oleh
pembicara (native speaker) atau audience.
Di era komunikasi ini, profesi penerjemah
bisa dianggap sebagai salah satu profesi paling menjanjikan. Dengan akses
internet yang mudah didapat, penerjemah bisa mendapatkan proyek atau klien baru
dengan lebih cepat. Penerjemah lepas bisa mencari klien lokal atau luar negeri
hanya bermodalkan akses internet.
Kualitas adalah syarat utama untuk terus
berkiprah dalam dunia alih bahasa ini. Artikel ini secara khusus membahas
langkah-langkah untuk menjaga kualitas terjemahan.
Kualitas terjemahan pada dasarnya ditentukan
oleh tiga aspek utama, yaitu keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan. Suatu
terjemahan dikatakan akurat apabila pesan atau informasi dalam bahasa sumber
bisa diterjemahkan secara utuh dan tepat ke bahasa sasaran. Tidak ada
pengurangan atau penambahan informasi dan makna tetap terjaga.
Aspek keberterimaan berhubungan dengan
tingkat kewajaran suatu teks dipandang dari norma dan budaya bahasa sasaran.
Terjemahan yang tidak berterima biasanya kaku dan tidak wajar.
Aspek keterbacaan berkaitan dengan mudah
tidaknya terjemahan untuk dibaca. Keterbacaan rendah apabila teks tidak bisa
dipahami dengan mudah oleh pembaca. Penerjemah yang baik harus mempertimbangkan
ketiga aspek tersebut untuk menjaga kualitas terjemahannya.
Berikut ini adalah beberapa cara untuk
mempertahankan atau meningkatkan hasil terjemahan. Untuk menghasilkan
terjemahan berkualitas memang bukanlah hal yang mudah.
Membaca
dan Memahami Teks Sumber
Ini adalah tahap pertama yang tidak boleh
dilewati. Jika penerjemah langsung menerjemahkan teks tanpa berusaha memahami
garis besar dari teks tersebut, hasil akhirnya tentu tidak akan maksimal.
Sebelum menerjemahkan, penerjemah seharusnya
berusaha memahami dan membaca teks tersebut sehingga dia bisa paham topik apa
saja yang dibahas. Namun, penerjemah tidak perlu membaca teks secara
keseluruhan (scanning), hanya perlu
membaca sekilas (skimming) untuk
memahami pokok pikiran tersebut. Membaca teks seluruhnya bisa memakan waktu
yang cukup lama terutama jika teks tersebut sangat tebal.
Memahami
Konteks
Untuk mendapatkan terjemahan berkualitas,
penerjemah harus bisa menerjemahkan sesuai dengan konteksnya. Cara ini akan
sangat berpengaruh terhadap hasil terjemahan terutama jika bahasa sumbernya
adalah bahasa Inggris. Bahasa tersebut adalah kontekstual dan maknanya sangat
ditentukan oleh konteks.
Kata mouse
sendiri mempunyai banyak arti sesuai dengan konteksnya. Mouse bisa diterjemahkan menjadi tikus (binatang). Dalam konteks
teknologi, mouse bisa diterjemahkan
menjadi tetikus, suatu perangkat yang memudahkan Anda untuk berpindah dan
mengakses aplikasi di komputer. Namun, kata tetikus ini masih jarang digunakan
dan kata mouse lebih akrab.
Menggunakan
Referensi Yang Tepat
Seringkali seorang penerjemah menghadapi
kesulitan ketika menerjemahkan kosa kata baru yang belum dia ketahui
sebelumnya. Selain itu, dia harus menerjemahkan teks tersebut secara tepat
sesuai dengan konteksnya. Untuk mengatasinya, referensi berupa kamus atau artikel
bisa menjadi pilihan tepat.
Penerjemah bisa mengakses banyak kamus online
melalui internet dengan lebih mudah. Ada banyak website yang bisa dijadikan
referensi ketika penerjemah merasa kesulitan untuk menerjemahkan istilah
tertentu. Cara ini jauh lebih murah karena penerjemah tidak perlu membeli
banyak kamus.
Selain itu, mereka juga lebih mudah mengakses
informasi, artikel, atau website yang membahas kosa kata sukar tersebut.
Penggunaan kamus online sebagai referensi tentunya jauh lebih efektif dari
aspek harga dan waktu.
Tidak
Serakah
Sifat ‘serakah’ ini seringkali menghinggapi
penerjemah lepas. Saat mereka mendapatkan order dari klien, ada klien baru
datang menawarkan proyek dengan bayaran yang tidak sedikit. Jika penerjemah
tersebut ‘serakah’, tentu dia akan mengambil dua proyek tersebut bersamaan dan
mengerjakannya secepat mungkin untuk mengejar deadline.
Sikap ini tentu akan merugikan klien/konsumen
karena penerjemah harus rela mengorbankan kualitas terjemahan untuk ‘kejar
setoran’. Untuk mempertahankan kualitas, penerjemah seharusnya hanya fokus pada
satu proyek dulu dan mengerjakan proyek lain jika sudah selesai. Atau, dia
menegosiasikan deadline proyek baru
tersebut sehingga masih bisa fokus pada proyek yang sedang dikerjakan.
Tidak
Menerima Pekerjaan Di Luar Kemampuannya
Inilah yang seringkali menjadi jebakan bagi
penerjemah. Di saat pesanan sepi, mereka ‘terpaksa’ menerima pekerjaan dari
klien tanpa mempertimbangkan tingkat kesulitan teks tersebut. Setiap penerjemah
mempunyai kompetensi tersendiri dan mereka biasanya ahli dalam jenis teks
tertentu apakah hukum, politik, sosial, atau sains.
Pengalaman penerjemah juga menentukan
keahliannya dalam menerjemahkan teks. Jika penerjemah menerima order dengan
tingkat kesulitan teks tinggi dan di luar batas kemampuannya, bisa dipastikan
hasil akhirnya sangat buruk. Terlebih lagi, layanan yang buruk bisa mencoreng
reputasi penerjemah itu sendiri. Sebelum memutuskan untuk menerima order,
penerjemah tentu harus lebih selektif.
Memperluas
Wawasan dan Meningkatkan Keahlian
Penerjemah adalah profesi yang tepat bagi
orang yang berwawasan luas. Ketika menerjemahkan suatu teks, penerjemah
dihadapkan pada berbagai bidang ilmu yang mungkin kurang dikuasai olehnya.
< br/>
Untuk mempersiapkan diri dengan matang,
penerjemah bisa menambah wawasannya dengan membaca buku atau artikel/berita di
internet. Mereka bisa menemukan ilmu, informasi, dan kosa kata baru. Untuk
meningkatkan keahlian, mau tidak mau penerjemah harus rela meluangkan waktunya
untuk belajar dan mencoba tantangan baru.
Mengikuti pelatihan atau seminar mengenai
penerjemahan juga sangat disarankan. Perlu diketahui, kemampuan akademis tidak
terlalu berpengaruh kepada keahlian seorang penerjemah.
Bergabung
dalam Organisasi Penerjemah
Penerjemah terkadang bekerja secara
individual tanpa terikat pada perusahaan atau instansi tertentu. Tetapi, mereka
tetap perlu bersosialisasi dengan rekan penerjemah lain. Bergabung ke
organisasi penerjemah tentu akan memberikan banyak keuntungan bagi penerjemah
itu sendiri terutama dalam pengembangan karier dan profesionalitas.
Di Indonesia sendiri, banyak organisasi
penerjemah yang sudah diakui dan turut memberikan kontribusi dalam pengembangan
keahlian penerjemah. Salah satu organisasi yang sudah berkiprah lama dalam
dunia penerjemahan adalah Himpunan Penerjemah Indonesia.