Definisi Penerjemahan Menurut Peter Newmark: Memahami Esensi Pengalihan Bahasa

Penerjemahan merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dari interaksi antara berbagai bahasa dan budaya di dunia. Aktivitas ini memungkinkan komunikasi lintas batas dan membuka pintu bagi pemahaman yang lebih mendalam tentang perbedaan budaya, pandangan dunia, dan cara berkomunikasi di antara beragam masyarakat. Dalam lingkup studi penerjemahan, sejumlah teori dan ahli telah berkontribusi untuk memahami esensi dan tantangan dalam penerjemahan. Salah satu kontributor penting dalam kajian penerjemahan adalah Peter Newmark, seorang ahli bahasa Inggris yang terkenal karena pemikirannya tentang penerjemahan. Artikel ini akan membahas definisi penerjemahan menurut Peter Newmark, serta gagasan dan pendekatan uniknya dalam memahami praktik penerjemahan.

Peter Newmark: Profil Seorang Ahli Bahasa dan Penerjemahan

Peter Newmark lahir pada tahun 1916 di Edgware, Inggris. Ia adalah seorang ahli bahasa Inggris yang berkontribusi besar dalam bidang penerjemahan dan kajian sastra. Newmark adalah seorang akademisi yang berdedikasi, memiliki latar belakang dalam studi bahasa modern di Universitas Cambridge dan Universitas London. Ia juga menjadi dosen di Universitas Surrey, di mana ia mengabdikan sebagian besar kariernya.

Selama perjalanannya sebagai ahli bahasa, Newmark menulis berbagai buku dan artikel yang berfokus pada penerjemahan dan kajian bahasa. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah "Approaches to Translation" yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1981 dan kemudian direvisi menjadi "A Textbook of Translation" pada tahun 1988. Buku-buku ini telah menjadi referensi penting dalam studi penerjemahan dan memberikan sumbangan berharga bagi pemahaman praktik penerjemahan.

Definisi Penerjemahan Menurut Peter Newmark

Peter Newmark memberikan berbagai definisi penerjemahan dalam karya-karyanya. Salah satu definisi utamanya adalah "penerjemahan adalah suatu proses pengalihan bahasa, dalam bentuk tertulis atau lisan, dari satu bahasa (bahasa sumber) ke dalam bahasa lain (bahasa sasaran)" (Newmark, 1988). Definisi ini menekankan pada aspek pengalihan bahasa sebagai inti dari penerjemahan, di mana teks dalam bahasa sumber harus direproduksi ke dalam bahasa sasaran dengan memperhatikan struktur, makna, dan tujuan komunikasi.

Namun, Newmark juga mengakui bahwa penerjemahan bukan hanya tentang menggantikan kata-kata satu bahasa dengan kata-kata bahasa lainnya. Ia menyatakan bahwa "penerjemahan bukan hanya pengalihan kata, tetapi pengalihan makna dan pesan" (Newmark, 1988). Dengan demikian, proses penerjemahan bukanlah sekadar mengubah tata bahasa dan kosakata, tetapi juga memastikan bahwa makna dan tujuan dari teks asli tetap terjaga dalam bahasa sasaran.

Gagasan dan Pendekatan Newmark dalam Penerjemahan

Sebagai seorang ahli penerjemahan, Peter Newmark mengajukan sejumlah gagasan dan pendekatan unik yang telah mempengaruhi pemikiran tentang penerjemahan. Beberapa gagasan pentingnya termasuk:

Penerjemahan Kata demi Kata (Word-for-Word Translation) vs. Penerjemahan Bebas (Free Translation):

Newmark membedakan dua pendekatan dalam penerjemahan, yaitu penerjemahan kata demi kata (literal atau word-for-word translation) dan penerjemahan bebas (free translation). Penerjemahan kata demi kata cenderung mengikuti struktur dan urutan kata bahasa asal, sementara penerjemahan bebas lebih fleksibel dan menyesuaikan struktur kalimat sesuai bahasa sasaran. Menurut Newmark, penerjemahan bebas lebih efektif untuk menyampaikan pesan yang akurat dan tepat dalam bahasa sasaran.

Penerjemahan Intralingual dan Interlingual (Intralingual and Interlingual Translation)

Newmark juga membedakan antara penerjemahan intralingual dan interlingual. Penerjemahan intralingual adalah penerjemahan yang dilakukan dalam satu bahasa, tetapi mengubah kalimat menjadi lebih sederhana atau kompleks. Sedangkan penerjemahan interlingual adalah penerjemahan dari satu bahasa ke bahasa lain. Ia mencatat bahwa penerjemahan intralingual sering terjadi dalam penerjemahan dokumen ilmiah atau teknis.

Tiga Kategori Penerjemahan: Sastra, Ilmu Pengetahuan, dan Teknik (Literary, Scientific, and Technical Translation)

Newmark mengidentifikasi tiga kategori penerjemahan utama berdasarkan jenis teks yang diterjemahkan: sastra, ilmu pengetahuan, dan teknik. Masing-masing kategori ini memiliki tantangan dan kebutuhan tersendiri dalam penerjemahan. Penerjemahan sastra, misalnya, memerlukan kreativitas dan pemahaman mendalam tentang budaya sasaran untuk menjaga nuansa dan gaya bahasa penulis asli.

Penerjemahan yang Setia (Faithful Translation) dan Penerjemahan yang Bebas (Adapted Translation)

Dalam konteks sastra, Newmark membedakan antara penerjemahan yang setia dan penerjemahan yang bebas. Penerjemahan yang setia berusaha mempertahankan pesan dan gaya bahasa penulis asli seakurat mungkin, sementara penerjemahan yang bebas lebih mengutamakan keterbacaan dan pemahaman konteks bagi pembaca bahasa sasaran.

Tantangan dan Etika dalam Penerjemahan Menurut Newmark

Seperti disinggung sebelumnya, Newmark menekankan pada pentingnya pengalihan makna dan pesan dalam penerjemahan, bukan sekadar kata demi kata. Tantangan utama dalam penerjemahan adalah memastikan bahwa teks sasaran dapat menyampaikan makna yang sama dengan teks asli dan menghindari kesalahan atau kesalahpahaman. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang budaya, konteks, dan tujuan komunikasi dalam bahasa sasaran.

Etika juga menjadi faktor penting dalam penerjemahan menurut Newmark. Penerjemah harus mematuhi kode etik profesi, termasuk menjaga kerahasiaan informasi, menghindari konflik kepentingan, dan menghormati hak cipta penulis. Etika dalam penerjemahan juga melibatkan ketelitian dan konsistensi untuk memastikan integritas pesan dan kejelasan komunikasi.

Kesimpulan

Penerjemahan merupakan aktivitas yang kompleks dan penting dalam hubungan antarbahasa dan budaya. Peter Newmark, sebagai ahli bahasa dan penerjemahan, telah memberikan kontribusi berharga dalam memahami esensi penerjemahan. Melalui definisi dan pendekatannya yang unik, ia menegaskan bahwa penerjemahan bukan sekadar penggantian kata, tetapi pengalihan makna dan pesan. Penerjemahan yang efektif mempertimbangkan konteks budaya dan tujuan komunikasi dalam bahasa sasaran, serta mengikuti kode etik profesi. Dengan memahami dan mengadopsi gagasan-gagasan Peter Newmark, para penerjemah dapat mencapai penerjemahan yang akurat, kohesif, dan bermakna, yang membantu mewujudkan pemahaman dan komunikasi lintas bahasa yang efektif dalam masyarakat global yang semakin terhubung.

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Whatsapp-Button